Selasa, 11 Maret 2014

Mengapa Do'aku Tak kunjung Dikabulkan...?

Orang berdoa




 Jika
 seorang muslim berdoa pada Allah agar diberi rizki dan diberi
keturunan, akan tetapi doanya tak kunjung pula terkabulkan, apakah
seperti itu adalah buah dari tidak diterimanya amalan?Syaikh ‘Abdul
‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanyakan seperti di atas. Lalu jawaban
beliau rahimahullah,
Ada berbagai faktor yang menyebabkan doa tak
 kunjung dikabulkan. Doa tersebut tidak terkabul boleh jadi karena
jeleknya amalan, maksiat dan kejelekan yang seseorang perbuat. Boleh
jadi juga sebabnya adalah karena makan makanan yang haram. Juga bisa
jadi karena ia berdoa biasa dalam keadaan hati yang lalai. Boleh jadi
pula karena sebab lainnya sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebutkan dalam hadits,
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ
 لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ
بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا
أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ
 السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ  اللَّهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah
 seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa
 dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan
beri padanya tiga hal:
[1] Allah akan segera mengabulkan do’anya,
[2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak,
[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas
mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang
memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.”
[1]Boleh jadi tidak
terkabulnya doa seorang hamba karena maksiat yang ia perbuat, karena
hatinya yang lalai saat memanjatkan doa, atau karena memakan yang haram.
 Atau boleh jadi pula doa seseorang tak kunjung terkabul karena Allah
Ta’ala memilih yang terbaik untuknya dengan Allah mengganti apa yang ia
minta dengan yang lebih bermanfaat di surga dan akhirat kelak. Atau
bahkan Allah menggantinya dengan sesuatu di akhirat dan di surga yang
kekal. Bisa jadi pula Allah mengganti permintaan hamba tadi dengan
maslahat lainnya dengan Allah menghindarkan darinya berbagai keburukan.
Bisa jadi Allah menghindarkan darinya kejelekan tanpa ia sadari. Itulah
karena doa yang ia panjatkan pada Allah. Inilah yang terbaik sesuai
dengan hikmah Allah. Allah bisa jadi mengabulkan doanya dengan
memberikannya anak, rumah atau istri. Boleh jadi pula Allah palingkan
dari kejelekan dengan sebab doa dan mengganti dengan yang lebih manfaat
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.
[Sumber: http://www.ibnbaz.org.sa/mat/17235]
Dalil bahwa do’a dengan hati yang lalai sebab do’a sulit terkabul,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah
 kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa
Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”
[2]Dalil pengaruh makanan yang haram terhadap do’a,
أَيُّهَا
 النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ
اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ (
 يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا
إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ
الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
 وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ
لِذَلِكَ
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib
(baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti
 yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para
Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal
shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan
Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki
yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan
kepadamu.’” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan
tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak
yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu
 mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai
Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari
yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan
yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?”

[3] Jadi maksiat dan makan makanan yang haram, itu juga adalah sebab penghalang
terkabulnya do’a. Begitu pula hati yang lalai dalam berdoa, itu pula
salah satu penghalang. Atau barangkali Allah beri kita yang terbaik dan
mengganti dengan yang lebih baik dari doa yang kita minta.
Don’t give up! Teruslah banyak berdoa dan terus introspeksi diri. Wallahu waliyyut taufiq.
………..
[1] HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid
[2] HR. Tirmidzi no. 3479, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan
[3] HR. Muslim no. 1015


Sumber:  www.rumaysho.com